Selamat datang di Blog Azwar Muin. Semoga informasi di dalamnya bermanfaat buat Anda dan selamat berjumpa kembali.

Belajar Tata Ruang Perpustakaan dengan Sweet Home 3D dan Google SketchUp Pro


Tata Ruang Sweet Home 3D

Pendahuluan

Semester ini saya diamanahkan oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan untuk mengampu mata kuliah Tata Ruang Perpustakaan. Mata kuliah ini baru akan diajarkan, sebagai dampak dari Kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).  Hasil akhir dari pembelajaran ini adalah mahasiswa mampu mendesain tata ruang perpustakaan baik secara interior maupun eksterior.
Share:

Visitasi Insaniyat ke IJIMS Salatiga dalam upaya Peningkatan Akreditasi



Salatiga – Jawa Tengah, 5/09/2019 – Sembilan orang pengelola jurnal Insaniyat, yakni Dr. Ida Farida, MLIS,. Muh. Azwar, M.Hum,. Ida Rosida, M.Hum,. Evi Zakiyah, M.Hum., Akhmad Yusuf, S.Hum,. dan empat orang mahasiswa volunteer (Azmi Fadli, Dana Nurrahmatika, Melinda dan Latifah) berkunjung ke IAIN Salatiga untuk melakukan visitasi. Dipilihnya IAIN Salatiga bukan tanpa alasan, mengingat pada 31 Mei 2019 Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS)  merupakan satu-satunya jurnal PTKIN yang mendapat predikat the best Quartile 1 (Q1) di Scimago Journal Rank (SJR) untuk bidang Religious Study.

Rombongan Tim Insaniyat ini bertandang ke Salatiga dengan agenda Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Pendampingan Akreditasi Jurnal dan Indeksasi Scopus menuju Sinta 1. Acara yang dihelat selama dua hari, dari Rabu hingga Kamis, 4-5 September 2019 ini berjalan dengan lancar dan sukses. Editor in Chief Journal Insaniyat, Dr. Ida Farida menuturkan, “kegiatan visitasi ini penting bagi pengembangan jurnal, Insaniyat sudah terakreditasi Sinta 3 dan sedang mengajukan akreditasi kembali tahun ini semoga hasilnya bisa meningkat.” Ida yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan bidang Akademik FAH menambahkan, “kita perlu belajar ke beberapa jurnal yang berpengalaman dan bereputasi seperti IJIMS ini, target ke depan Insaniyat bisa betul-betul menjadi jurnal internasional”.

Kedatangan Tim Insaniyat disambut baik oleh pengelola IJIMS, Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga, Prof. Dr. Asfa Widiyanto, menyambut gembira kehadiran rombongan Insaniyat. Baginya sebuah kehormatan dikunjungi oleh Insaniyat, “semenjak IJIMS meraih Q1 menjadi pemicu para pengelola jurnal di PTKI untuk bisa belajar dan berbagi pengalaman dengan kami, bagi kita tentu ini menjadi kebanggaan IAIN Salatiga khususnya dan Indonesia umumnya semoga ke depan kualitas pengelolaan jurnal semakin baik” paparnya.

Selama dua hari, workshop dan FGD dihadiri dua orang pembicara yang memang “ORIGINAL” alias “orang gila jurnal” yang notabene pengelola jurnal IJIMS itu sendiri. Pertama adalah Dr. Muhammad Irfan Helmy, Lc. MA, (Editor IJIMS/Ketua LPM IAIN Salatiga) membahas tentang pengalaman IJIMS dari awal sampai terakreditasi dan ada di posisi sekarang. Dalam waktu kurang dari satu dekade prestasi yang ditorehkan IJIMS memang luar biasa, pertama kali didirikan pada 2011, kemudian terakreditasi Kemendikbud di 2014, masuk Scopus tahun 2017, dan menjadi jurnal Q1 di 2019. Jurnal yang didirikan oleh Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy (Rektor IAIN Salatiga kini) – sekaligus Editor in Chief IJIMS dalam perjalanannya memang tak seindah capaiannya sekarang, suka duka dalam mengelola jurnal dirasakan betul oleh pak Irfan. Point’ utama yang disampaikannya dalam mengurus jurnal kita harus memperhatikan “quality, diversity and relevancy” sampai menuju “successful journal selection” di Scopus.

Materi kedua tentang pendampingan menuju jurnal terindeks Scopus yang disampaikan oleh Noor Malihah, Ph.D selaku Managing Editor dari jurnal IJIMS. Secara umum ia menyatakan jurnal Insaniyat tampilannya sudah eye-catching, beberapa kriteria jurnal internasional sudah ada pada Insaniyat, misal dari ragam penulis dari luar negeri, penggunaan bahasa Inggris di jurnal (walaupun dengan kombinasi bahasa Arab), rutinitas terbitan dan full OJS (online journal system) dalam operasionalnya. Namun menurutnya ada satu hal besar yang mesti jadi perhatian Insaniyat yaitu soal focus and scope jurnal. Konsistensi menjaga kualitas artikel, sistematis dan kesabaran dalam menyeleksi naskah akan menjamin reputasi dan pengakuan internasional. Ia pun memberi tips, “jurnal bisa dikatakan internasional apabila ada minimal dua orang dari negara yang berbeda dalam tiap terbitan di jurnal itu sudah bisa dikategorikan internasional” katanya. “Untuk Insaniyat tinggal butuh polesan sedikit, ketekunan dan kesabaran pengelola memperbaiki kekurangannya saya yakin step by step Insaniyat bisa naik ke Sinta 2, Sinta 1 dan seterusnya”, pungkasnya.


Setelah workshop dan evaluasi, tanya jawab seputar pengelolaan maupun isi jurnal berjalan dengan antusias, pengelola Insaniyat mendapat banyak saran dan masukan dari pengelola IJIMS untuk perbaikan tata kelola. Harapannya tentu agar semakin banyak jurnal di Indonesia yang memiliki reputasi dan kualitas internasional. (Ahmad Yusuf)

Sumber : http://fah.uinjkt.ac.id/visitasi-insaniyat-ke-ijims-salatiga-dalam-upaya-peningkatan-akreditasi/ 
Share:

Upgrading dan Pelatihan Pengelolaan SLiMS di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Pertama kali menginjakkan kaki di kota Jambi merupakan pengalaman yang sangat mengesankan buat saya. Kegiatan kali ini diawali oleh undangan seorang sahabat saya saat menempuh S2 Ilmu Perpustakaan di UI, kami biasa memanggilnya dengan Bang Isnaini.    

Ada 2 kegiatan dilakukan yaitu melakukan upgrading dan pelatihan pengelolaan SLiMS. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, tepatnya Senin dan Selasa, 26 - 27 Agustus 2019 bertempat di Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Apa saja yang dimaksud dengan Upgrading di sini ? penasaran yah 😂 Oke, mari sedikit kita bahas soal Upgrading yah Upgrading adalah mengupgrade versi SLiMS versi lawas ke versi terbaru. Tepatnya dari versi 7 Cendana ke versi 8.4.2 Akasia. Kenapa harus Upgrading ? Nah ini menarik untuk dibahas.

Upgrading suatu aplikasi itu dibutuhkan karena beberapa alasan, di antaranya adalah :
  1. Kebutuhan penambahan fitur-fitur baru 
  2. Meningkatkan tingkat keamanan suatu aplikasi
  3. Meningkatkan tampilan (user interface) suatu aplikasi
  4. Meningkatkan performa suatu aplikasi
Selain upgrading, juga diadakan pelatihan pengelolaan SLiMS atau Senayan Library Management System yang diadakan di hari kedua. Pada kesempatan ini dibahas beberapa materi, seperti standarisasi penginputan metadata di SLiMS versi Akasia, Copy Cataloguing, Tajuk Subjek Online Perpusnas dan penggunaan fitur-fitur tambahan dan hasil modifikasi.

Peserta yang hadir adalah para pustakawan dan pengelola di perpustakaan pusat maupun di perpustakaan fakultas di lingkungan UIN Jambi. Alhamdulillah mereka sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini karena dapat menambah pengetahuan dan skill mereka mengenai sistem otomasi SLiMS. 


Share:

Workshop Pendampingan dan Percepatan Akreditasi Jurnal Elektronik

Setelah sekian lama, tidak traveling, kali ini alhamdulillah mendapatkan kesempatan ke Jogjakarta. Meskipun sudah sering ke kota ini, tapi rasanya ga pernah bosan, ada kesan tersendiri dengan kota ini. Iya, namanya juga Daerah Istimewa Jogjakarta atau sering disebut DIY.

Ini bukan sekedar jalan-jalan yah, tapi mengemban tugas negara mewakili kampus, Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengikuti kegiatan workshop pendampingan dan percepatan akreditasi jurnal elektronik.

Kegiatan ini tepatnya selama 3 hari, Selasa - Kamis, 6 - 8 Agustus 2019 di Hotel Horaios Malioboro Jogjakarta.  Kegiatan ini diadakan oleh Ristekdikti bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia. Materinya sangat padat, dan menurut saya sangat aplikatif, ya karena penuh dengan praktek bagaimana mengelola jurnal berbasis Open Journal System (OJS).  Pesertanya adalah mereka para pengelola jurnal yang kebanyakan dari Ilmu Seni dari berbagai kota di Indonesia yang belum terakreditasi, istilah khususnya belum masuk SINTA atau (Science and Technology Index). Nah, tujuan utama kegiatan workshop ini adalah bagaimana supaya pengelola jurnal segera mempersiapkan segala sesuatunya agar bisa terindeks SINTA. Ada 6 kategori grade di SINTA, yaitu paling tinggi SINTA 1 dan paling rendah SINTA 6. Yang penting masuk SINTA dulu deh meskipun masih rendah, ga masalah, asalkan menyandang status terakreditasi. 

Materi-materinya sangat bagus. Berikut materi yang diberikan saat workshop :

1.     Kebijakan Akreditasi dan Etika Publikasi
2.     Evaluasi Kesiapan Substansi Akreditasi Bidang Keilmuan
3.     Evaluasi Kesiapan Standar dan Manajemen Website
4.     Pendaftaran Akreditasi Jurnal Nasional
5.     Bedah Jurnal dan Penilaian Jurnal  

Peserta dengan serius mengikuti rangkaian demi rangkaian materi yang diberikan sekaligus praktek membenahi jurnal yang mereka kelola, sehingga sedikit demi sedikit bisa memenuhi persyaratan untuk mengajukan akreditasi jurnal. Para pematerinya sebagian besar adalah para asesor jurnal, yang terdiri dari asesor bidang keilmuan dan asesor manajemen jurnal. Kami dibekali keterampilan bagaimana agar jurnal yang kami kelola bisa secara maksimal ditingkatkan kualitasnya. Wah, jadi semangat loh para pengelola jurnal. 

Pada kesempatan ini pula, saya membenahi jurnal yang kami kelola di fakultas, yaitu Buletin al-Turas http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats dan jurnal Insaniyat http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/insaniyat/index 

Kegiatan ini hemat saya, sangat bermanfaat, memacu semangat dan juga meningkatkan jaringan kerja sama antar pengelola jurnal khususnya yang memiliki rumpun keilmuan yang sama.  Kegiatan ini perlu terus diadakan secara rutin dan berkala. Dan sekedar saran saja, semoga kegiatan ini ada lanjutannya sehingga pemahaman dan keterampilan mengelola jurnal semakin tinggi. 
Share:

Perpustakaan STEI SEBI Mengadakan INSERT

Sabtu, 7 Oktober 2017, Perpustakaan STEI SEBI mengadakan acara INSERT (Increasing Sebi Research Paper Quality). Kegiatan ini rutin diadakan setahun sekali untuk meningkatkan kemampuan dan skill mahasiswa dalam riset yang sangat membantu mereka dalam menulis makalah, penelitian, dan tugas akhir selama kuliah.
Share:

Perlukah Belajar Digital Marketing untuk Mahasiswa Ilmu Perpustakaan

Belajar sesuatu yang baru pasti mengasyikkan. Ini yang saya rasakan saat mulai mengajarkan mata kuliah ini tahun lalu, tepatnya bulan September 2017. Mata kuliah ini mulai diajarkan sejak mulai diberlakukannya KKNI atau Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Ini dampak dari perkembangan keilmuan dan kebutuhan kompetensi di dunia kerja saat ini.  
Share:



Scan QRCode

E-Learning Azwar Muin

Arsip Blog

Enter your email address: